Tadi Pagi, saya menuliskan sebuah contoh kasus laba rugi pada usaha si Badu. Pertanyaan yang saya berikan adalah apakah usaha yang dijalani oleh ‘Badu’ mendapatkan…
Tadi Pagi, saya menuliskan sebuah contoh kasus laba rugi pada usaha si Badu. Pertanyaan yang saya berikan adalah apakah usaha yang dijalani oleh ‘Badu’ mendapatkan…
Break Even Point (BEP) adalah titik perpotongan antara total penjualan (pendapatan) dengan total biaya. Ini juga berarti saat di titik break even, usaha kita tidak…
“Bang, Mundar bangkrut!” begitu kata Musdar kepada Munif beberapa waktu yang lalu
“kok bisa?”
“gak tau juga bang…padahal usahanya kelihatannya baik baik aja kan?”
“iya sih, tapi gak tau juga…”
Penasaran dengan cerita Masdar tentang Mundar, Munif coba singgah ke rumah mundar. Dia sudah pindah ke rumah yang lebih sederhana. Tidak lagi di ruko tempat usahanya yang lalu.
Mundar adalah seorang pemuda, berumur sekitar 35-an dengan satu istri dan 1 orang anak. Istrinya membantu menjalankan usaha di ruko yang mereka sewa sekaligus menjadi tempat tinggal mereka. Lokasi usahanya tergolong strategis, ditepi jalan yang cukup ramai di tepian Kota Medan.
Sering kali saya menemukan pengusaha pemula yang kebingungan! Saat saya tanya berapa laba usaha mereka? Ternyata memang mereka gak tau cara menghitung laba bersih usaha nya sendiri.
Kebanyakan mereka hanya melihat, berapa harga jual di kurangi dengan harga beli produknya. Mereka kadang lupa bahwa ada biaya lain seperti ongkos kirim, biaya pemasaran, listrik air, hingga pulsa hapenya.
Sebelum bicara lebih jauh, saat bicara laba rugi maka ada 2 hal yang perlu kita perhatikan, pertama pendapatan kedua beban/ biaya pada satu periode waktu tertentu. Bisa perbulan atau akumulasi setahun.
Satu pertanyaan yang paling sering saya temukan saat di kelas keuangan semisal sadar uang bisnis adalah “bang, kalau kita ingin memperbaiki keuangan usaha apa yang harus dilakukan?”
Pertanyaan ini biasanya muncul setelah saya menjelaskan kesalahan – kesalahan umum dalam pengelolaan keuangan usaha. Kesalahan seperti : tidak memisahkan rekening usaha dan rekening pribadi, tidak memberi gaji diri sendiri, suka memberi hutangan ke konsumen dan lain lain.