Skip to content

Bisnis Online Madu : Modal Awal Cuma 100 Ribu

memulai bisnis online
Image by Gerd Altmann from Pixabay

Setelah gagal mengembangkan bisnis jamur tiram, saya sempat vakum dari kegiatan usaha. Setelah diskusi dengan beberapa kawan, saya putuskan untuk memulai bisnis online madu.

Waktu itu, belum terpikir untuk menjual madu hutan sumatera dengan merk Madu Al Hafizh. Apa yang ada di toko grosir herbal, pilih yang kira-kira bisa dijual, lalu mulai iklankan melalui sosial media. Tahun 2014, sosial media yang paling populer masih facebook.

Ketika memutuskan untuk memulai jualan madu, saya diskusi dengan istri. Belajar dari kesalahan di bisnis sebelumnya, kami putuskan untuk memulainya full modal sendiri dan dengan modal seminim mungkin. 100 ribu rupiah adalah angka yang kami pilih waktu itu.

Madu Hitam Pahit adalah produk yang sedang booming kala itu. Saya putuskan untuk memulai menjual produk ini, dengan modal awal 100 ribu rupiah, saya belikan 2 botol. Sampai saat ini saya masih ingat siapa pembeli madu hitam pertama saya. Saat ini beliau tinggal di Ponorogo, seorang alumni USU juga.

Belajar Dari Kegagalan Bisnis Budidaya Jamur Tiram

belajar bisnis dari jamur tiram
Jamur Tiram

Seperti kata pepatah, lain lubuk lain ikannya, lain ladang, lain pula belalangnya.

Di Lampung, bisa dikatakan bisnis jamur tiram sudah mulai menjamur. Sehingga pasar sudah mulai terbentuk. Hampir tidak ada kesulitan menjual jamur tiram di kampung saya, Lampung.

Namun, di Medan, ternyata belum sepenuhnya masyarakat dapat menerima “menu” dengan embel-embel jamur. Di dalam benak mereka, jamur adalah sejenis racun yang jika dikonsumsi akan membawa kepada sakit hingga kematian.

3 tahun mencoba peruntungan bisnis budidaya jamur tiram, mulai dari pembibitan hingga produk olahan, membawa saya pada kesimpulan, usaha ini tidak layak untuk dilanjutkan.

Kesalahan mendasar memang tetap ada pada riset pasar yang tidak matang, ditambah pengelolaan uang usaha yang asal-asalan. Dana modal, habis untuk penyiapan infrastruktur fisik, bukan digunakan untuk melakukan edukasi pasar yang masih hijau.

Sehingga bisnis kehabisan cash (runout cash) dalam waktu cepat, sementara penjualan belum mampu menopang seluruh biaya operasional bulanan.

Bisnis dinyatakan bankrut, saya sebagai pengelola rugi waktu dan investor yang berjumlah 5 orang rugi secara finansial.

Belajar dari bisnis ini, saya memutuskan untuk melakukan riset sederhana tapi sambil jalan. Bisnis dimulai dengan modal seminimal mungkin, keuangan dikelola secara ketat, fokus pada pengembangan pasar. Setahun berjalan, bisnis online madu ini mulai mencetak penjualan yang rutin sebesar 2.000.000 sebulan dengan untung bersih mencapai 30%.

Bukan angka yang membanggakan, tapi dengan kondisi bangkrut dalam 3 tahun, hadirnya cash bersih sebesar 600.000 tentu menjadi pelipur lara, oase ditengah padang pasir, hehe.

“Menjual” Bisnis Madu ke Investor

menjual bisnis madu
Image by GraphicMama-team from Pixabay

Pernah belajar business plan, studi kelayakan waktu kuliah dan pernah punya pengalaman sebagai penilai di kantor jasa penilai publik, ternyata ada manfaatnya juga di bisnis yang saya jalankan.

Manfaat yang paling terasa adalah kemampuan membuat proposal bisnis sederhana.

Dengan data penjualan selama satu tahun sebelumnya, melihat pola penjualan yang masih seumur jagung dan dalam jumlah yang masih seuprit, saya olah menjadi sebuah proposal sederhana.

Target saya gak muluk-muluk, cuma berharap dapat suntikan dana sebesar 20 juta saja lalu dana ini akan dipakai untuk pengembangan bisnis, yaitu seperti pembuatan website yang lebih baik, website yang berfungsi sebagai toko online produk madu dan web untuk pengembangan affiliasi madu, waktu itu website yang dibangun adalah refillmadu.com, yang sampai saat ini (agustus 2022) sudah berganti tema beberapa kali.

Dalam kerjasama itu, saya membatasi hanya untuk 2 tahun dan di akhir tahun ke dua, maka uang investor akan dikembalikan plus bagi hasil (jika untung). Alhamdulillahnya, berangkat dari riset sederhana sebelumnya, kali ini, investasi yang saya kelola berhasil mencetak laba.

Dari 22 juta yang berhasil saya kumpulkan, diakhir kerjasama dapat memberikan imbal hasil hingga mencapai 44% dari modal yang ditanamkan. Investor happy dan saya pun merasa senang.

Website yang dikembangkan tadi, refillmadu.com, awalnya diharapkan mampu menjadi salah satu channel penjualan dan platform pengembangan reseller atau affiliate. Tapi sampai beberapa tahun setelah digulirkan, kedua tujuan utama ini bisa dibilang tidak begitu berhasil.

Mungkin memang kurangnya pengetahuan saya dalam hal digital marketing waktu itu, setelah memahami beberapa hal tentang digital marketing, konsep itu justru malah saya tinggalkan dan kembali ke sistem konvensional.

Namun, beberapa hal positif yang berhasil saya dapatkan dari pengembangan website ini adalah :

Pertama, saya jadi belajar tentang SEO, kebetulan setelah website online, hal pertama yang saya lakukan adalah bagaimana membuat web ini bisa ditemukan dengan mudah di halaman pertama google.

Kala itu, saya menggunakan jasa seorang kawan yang kebetulan konsultan SEO dan beberapa kawan komunitas menulis yang tersebar di Sumatera dan Jawa. Deal-dealnya, si konsultan dibayar, penulis mendapatkan ilmu menulis standar SEO plus upah menulis artikel.

Hasilnya dalam waktu 3 bulan, kata kunci seperti ‘distributor madu’ dan beberapa kata kunci terkait berhasil nangkring di halaman satu google. Trafik berdatangan, kepercayaan publik tumbuh dan sayang closingnya masih sangat sedikit.

Kerjasama berlangsung 6 bulan dan setelahnya saya full sendiri mengelola website dengan sedikit pengetahuan yang didapat dari proses pengembangan refillmadu.com sebelumnya.

Kedua, berkenalan dengan para mastah digital marketing yang ternyata diam-diam punya earning yang gila-gilaan. Tapi, belakangan saya jadi kurang bisa dekat-dekat dengan mereka, seperti ada yang kurang pas saya rasa.

Tapi, yang mereka lakukan dalam mencetak omset luarbiasa. Belum lagi dengan aset digital yang mereka bangun dan tetap menghasilkan walau mereka sedang tidur.

Untuk Pemesanan Madu Bisa Melalui Wa Admin (081370721854)  

Dari Full Online, Menjadi Hybrid

bisnis online ke offline
Image by Megan Rexazin from Pixabay

Lebih 3 tahun saya hanya mengandalkan channel online, website dan sosial media yang mulai tumbuh. Tapi… seorang kawan mengatakan satuhal yang menarik, “Kita boleh terkenal di langit (baca : online) tapi kita tetap harus membumi (baca : offline).”

2018, Saya putuskan untuk memulai petualangan baru membuka ‘toko offline’. Kebetulan ada kios kecil ukuran 2 x 4 meter disewakan di dekat rumah. Waktu itu sewanya sebesar 12 juta. Berada di pinggir jalan yang lumayan padat, saya berpikir ini akan memberikan efek bagus ke penjualan.

Nah, karena dari sisi modal kita kemarin sangat hati-hati, penjualan juga belum begitu istimewa, masih berkisar 10 jutaan per bulan. Keputusan membuka toko offline tentu memberi implikasi lagi ke “modal”.

Strategi keuangan yang saya pakai selama menjalani bisnis madu ini memang cenderung defensif. Lebih baik bertahan, keluar uang sedikit dan efeknya bisnis agak lambat berkembangnya.

Opsi menerima investor kembali saya buka.

Ada kawan istri yang berminat menitipkan uangnya untuk pengembangan usaha offline ini. Beliau membiayai pengembangan ini sendiri. Alhamdulillah.

Toko dan printilannya mulai kita siapkan. Ternyata, lebih repot urusannya ketimbang main di online. Kalau online, tinggal comot gambar sana sini, masukkan ke web/ sosmed, atau marketplace selesai. Offline kita perlu menyediakan stok barang untuk display, belum lagi ada minumum order agar kita mendapatkan harga yang bersaing.

Di bulan syawal, toko resmi dibuka dengan sederhana. Merekrut karyawan satu orang sebagai penjaga toko. Sebelum ini, saya kerja sendiri, packing dll.

Dari Menjual Madu Herbal Menjadi Fokus Ke Madu Hutan

madu hutan Al hafizh
Madu Hutan Sumatera

Di awal-awal, fokus saya memang menjual madu yang sedang banyak peminat. Pertama kita jual madu hitam pahit, kemudian ramai madu langsing dan madu gemuk, lalu madu penyubur dan madu herbal lainnya.

Cuma dari data penjualan beberapa waktu belakangan, justru saya menemukan permintaan madu hutan justru meningkat tajam. Saya melihat peluang ini dan berpikir untuk mulai membuat merk sendiri, madu hutan dengan merk sendiri.

Tantangannya adalah bagaimana menemukan suplier yang dapat di andalkan, waktu itu terpikir oleh saya untuk menjual madu hutan paling tidak mencapai 2 ton per bulan. Untuk itu, mau gak mau, saya harus dapat pemasok yang dapat memenuhi permintaan tersebut.

Alhamdulillah, suplier yang siap menyediakan madu hutan sebanyak 2 ton perbulan berhasil saya temukan dan beliau siap support walau di awal pembelian saya masih 15 kg saja.

Beliau cuma bilang, “Ongkir antum yang tanggung ya? Kalau di atas 100 kg biar ana yang tanggung.”

Dengan kebijakan modal minimal, stok minimal, lebih menerapkan sistem just in time ala ala saya.

Inilah cerita awal munculnya merk Madu Al Hafizh yang menjadi produk unggulan dari refillmadu. Kemasan yang pertama sekali dimunculkan adalah kemasan 250-300 gram, karena saya membeli madu 1 kg, kemudian dibagi ke beberapa kemasan.

Perlahan, setelah dapat pasokan yang lebih banyak, maka produk 1 kg muncul sebagai solusi bagi keluarga yang membutuhkan madu murni. Terus berkembang sampai akhirnya Madu Al Hafizh seperti sekarang ini.

Untuk Pemesanan Madu Bisa Melalui Wa Admin (081370721854)  

Strategi Keuangan Bisnis Online

keluarga madu alhafizh
Keluarga Madu Al Hafizh

Sejak awal, saya menerapkan konsep bisnis minimalis, mulai dari modal yang hanya 100.000, kemudian stok juga minimal, mengejar cashflow yang bagus dan seterusnya. Seperti kebanyakan bisnis online, dimana ada banyak sekali komponen biaya yang berhasil ditekan ke angka paling minimal.

Termasuk di dalamnya bisnis online madu yang sedang saya bangun dan besarkan ini.

Siklus keuangan dalam bisnis bermula dari Aset yang kita miliki, Aset harus mampu menghasilkan Sales/ Penjualan. Penjualan harus menghasilkan Profit. Mendapatkan profit saja tidak cukup, bisnis harus mencetak Cash.

Mindset ini yang menjadi dasar saya kenapa lebih defensif ketika membelanjakan uang untuk pengembangan bisnis di refillmadu.com. Walau kadang ada juga kesalahan dalam penerapan mindset ini, kurangnya konsistensi, sehingga kadang penjualan bagus tapi cashflow tidak bagus.

InsyaAllah cerita soal strategi keuangan ini akan saya bahas dalam artikel lain yang terkait buku Sadar Finansial.

Pada akhirnya, bisnis online madu yang saya bangun bersama tim sudah memasuki tahun ke 8 (2022) dan harapannya akan terus tumbuh hingga bisa diwariskan ke anak cucu.

Selain itu, cita cita kami untuk menjaga alam, menjaga sehat keluarga Indonesia dapat terwujud.

Published inAdvertorialBlogging

7 Comments

  1. Madu hutan pun beragam ya kan bang. Alhamdulillah saya biasa konsumsi dari kecil. Jadi gak kaget dengan jenis madu hutan yang cenderung lebih asam karena gas nya/airnya lebih tinggi.
    Kalo suami gak bisa minum yang jenis akasia. Perutnya mual. Tapi dia bisa minum al Hafizh yang super punya.
    Gak ada masalah sama sekali.

    • bagkinantan bagkinantan

      Ya kak, tergantung nektarnya

  2. Keren cerita pengalaman bisnisnya bang, bisakah di aplikasi bila gagal di bisnis A harus punya plan ke bisnis B. Makasi pencerahan nya bg.

    • bagkinantan bagkinantan

      dalam bisnis, fokus kita adlaah pada kata “menghasilkan” cintai bisnis selama masih menghasilkan, kalau dah tidak menghasilkan tinggalkan, pindah ke bisnis yang bisa memberikan kita “cash”

  3. Dapat banyak pengetahuan banyak artikel disini bang gak nyangka semula dimulai dari modal kecil ya. Ketekunan dan terus belajar serta memperbaiki kunci sukses ya. Semoga usaha madunya lancar terus ya laris di langit juga di bumi. 🙂

    • bagkinantan bagkinantan

      aamiin kak…terimakasih atas supportnya

  4. Wuih…belajar dari kegagalan malah bisa lebih sukses dan dapat ilmu plus plus ya bang. Patut dicontoh semangat dan sepak terjangnya. Jangan karena gagal di satu produk trus trauma berkepanjangan malah stop berkreasi. Sukses terus bisnis madunya bang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *