“Bang, Mundar bangkrut!” begitu kata Musdar kepada Munif beberapa waktu yang lalu
“kok bisa?”
“gak tau juga bang…padahal usahanya kelihatannya baik baik aja kan?”
“iya sih, tapi gak tau juga…”
Penasaran dengan cerita Masdar tentang Mundar, Munif coba singgah ke rumah mundar. Dia sudah pindah ke rumah yang lebih sederhana. Tidak lagi di ruko tempat usahanya yang lalu.
Mundar adalah seorang pemuda, berumur sekitar 35-an dengan satu istri dan 1 orang anak. Istrinya membantu menjalankan usaha di ruko yang mereka sewa sekaligus menjadi tempat tinggal mereka. Lokasi usahanya tergolong strategis, ditepi jalan yang cukup ramai di tepian Kota Medan.