Cash atau Kredit – Di akhir masa kuliah saya dulu, gelombang entrepreneurship berkembang sangat pesat. Kita mengenal banyak nama beken kala itu. Dan dari mereka kita belajar bagaimana ‘menjalankan bisnis’ a la mereka.
Salah satu anjuran yang mereka berikan dan masih saya ingat hingga sekarang adalah jangan beli cash, sebaiknya kredit. Sebagian buat DP, sisa uangnya bisa di putar buat bisnis, hasil bisnis buat mencicilnya. Terlihat mudah ya?
Akhirnya, saya ikuti saran itu. Hasilnya?
Sebentar…
Selepas kuliah, saya pulang ke rumah orang tua saya di Lampung. Menjalankan niat saya waktu itu, berbisnis. Ibu saya punya ‘tukang bangunan’ langganan. Sebut saja namanya Mang Yoyok. Waktu itu, mang yoyok sedang kerjakan renovasi kecil di rumah ibu saya. Waktu istirahat, saya sempatkan ngobrol dengan mang yoyok.
Waktu itu, mang yoyok baru beli motor, sebuah motor cina (kala itu motor cina lagi banjir), harganya 7 jutaan dan dibeli dengan cash.
Komentar saya waktu itu saat mendengar mang yoyok beli cash, “kenapa gak di cicil aja mang, kan uangnya bisa diputar jadi bisnis?”
Jawaban simpel mang yoyok membuka sebuah insight baru bagi saya, “Kalau yang kerjanya punya gaji yang tetap emang enak nyicil bang, tapi kalau yang kerjanya seperti saya ini, hasilnya gak menentu, bagus pas ada uang, langsung aja beli cash. Gak pusing mikirin bulanannya (cicilannya).”
Saya menemukan hal yang mirip tapi dalam prakteknya agak sulit. Sebuah pernyataan dari om robert kiyosaki dalam bukunya retire young retire rich. Beliau bilang, jangan nambah pos pengeluaran, jika belum punya pos pemasukan baru untuknya.
10 tahun berlalu…
Saya terus belajar, soal pernyataan guru guru bisnis di 10 tahun lalu, masih kah relevan? Soalnya banyak di antara mereka sekarang taubat dan mencabut banyak hal yang ia ajarkan ke “kami” kala itu, salah satunya soal beli kredit, uangnya buat bisnis, hasil bisnis buat cicil kredit.
Saat menuliskan buku Sadar Finansial, saya mendapatkan banyak sekali input dari berbagai pebisnis luar soal bagaimana mereka mengelola keuangannya. Satu hal penting yang saya catat adalah bicara soal uang, maka erat kaitannya dengan psikologis kita masing-masing.
Dari survey yang saya lakukan di FB kemarin, https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10214613244265412&id=1251375029
Lebih 50% mengatakan sebaiknya beli cash, alasan yang paling banyak adalah biar gak jadi beban, gak enak punya hutang, hingga takut terjebak hutang riba.
Nah, sayapun mengatakan dalam bab awal buku sadar finansial, bahwa salah satu kesalahan yang mesti kita hindari adalah hutang piutang.
Kenapa? Hutang lebih kepada ‘beban’ psikologis yang kadang menghambat, jika tidak memiliki kemampuan mengelola uang sebelumnya. Sedangkan piutang membutuhkan 2 hal penting, pertama kemampuan untuk menagih dan kedua adalah kemampuan untuk mengikhlaskan.
Namun, jika kita memiliki kemampuan mengelola uang hasil hutangan, sebenarnya akan membuat kita lebih cepat melejit. Karena dalam prakteknya kita bisa memulai bisnis tanpa modal, tapi untuk membesarkannnya kita butuh modal uang yang tidak sedikit.
Nah, jadi bingungkan? Hehe
Jadi apa kesimpulannya bang? Cash atau Kredit?
Pertama, ukur kemampuan diri dulu, jika kita memang memiliki kemampuan untuk mengelola uang dengan baik. Dalam artian kita mampu “menumbuhkan” uang secara cepat, sehingga hasil menumbuhkan uang tadi lebih besar dari pada beban kredit yang ada, ya… gak ada salahnya juga membeli dengan kredit. Kalau belum punya kemampuan menumbuhkan uang dengan cepat, sebaiknya sabar dulu. Nabung dulu. Lalu beli cash. Hehe
Kedua, selalu upgrade diri, belajar lalu praktek. Saya perhatikan beberapa kawan yang bisnisnya melejit, sebagian besar karena dapat suntikan dana yang tidak sedikit. Tentunya untuk sampai pada tahap itu, kawan-kawan perlu punya dasar pengelolaan keuangan yang baik pula.
Ketiga, jika pengen lebih tenang, sebaiknya memang alon alon asal kelakon. Merintis pelan-pelan. Menginvestasikan setiap rupiah yang kita dapat saat ini hingga tercapai titik aman ‘imbal hasil’ dari setiap portofolio investasi yang kita punya. Sebelum sampai pada titik aman, sebaiknya hati-hati dalam mengambil keputusan yang berkaitan soal uang. Kata kuncinya : jangan nambah beban baru.
Keempat, hmm… apa ya? Kayaknya 3 dulu deh. Lain waktu kita sambung lagi, insyaAllah
Ohya, soal saran kalau punya uang dan pengen beli sesuatu, sebaiknya sebagian buat dp, sisanya buat modal bisnis. Hasil bisnis dijadikan sebagai pembayar cicilan. Apa hasil yang saya dapatkan? Hutang menumpuk, bisnis gagal total.
Salam,
Bag Kinantan
Penulis Buku “Sadar Finansial”
Be First to Comment