Jika kita mengetikkan kata “toko offline dan toko online” atau sebaliknya, maka yang akan ditampilkan oleh google kebanyakan tentang perbedaan antara keduanya atau pilihan mana yang lebih baik. Tapi dalam kesempatan kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya membuka toko online dan toko offline, apa saja persamaan antara keduanya.
Perbedaan Toko Offline dan Toko Online
Jika kita bicara perbedaannya, maka yang muncul dalam benak kita adalah satu sifatnya nyata, terlihat secara fisik sedangkan salah satu yang lain tidak terlihat secara fisik alias maya.
Namun, jika digali lebih jauh, kita akan menemukan perbedaan lain seperti : toko online biaya tetapnya relatif lebih murah daripada toko online. Sebagai contoh toko offline saya saat ini sewanya 12 juta setahun, sedangkan untuk domain dan hosting toko online saya hanya 1 juta setahun. Bagi pengusaha dengan modal minim, jelas toko online ada solusi.
Selain itu, kebutuhan ‘tempat’ untuk toko online bisa di dalam gang sempit sekalipun. tapi untuk toko offline, lokasi jelas memainkan peranan penting. Dan masih banyak perbedaan lain antara keduanya.
Mana yang lebih baik? Toko Online atau Toko Offline?
Jawabnya juga relatif. masing – masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk beberapa segmen pasar tertentu lebih nyaman bertransaksi jika dilakukan secara offline. Bertemu tatapmuka, memegang/ melihat barangnya secara langsung. Jadi, tidak ada yang mutlak lebih baik dari yang lain.
Walau, sejak dulu saya menghindari membuka toko offline. Semua bermula dari ‘modal’ yang harus saya sediakan mesti sedikit lebih banyak. Saya memulai bisnis dengan modal yang sangat minim, memanfaatkan rumah orang tua saya dan pengakarangannya. Bisa dikatakan modal awal untuk tempat nyaris nol.
Kebangkrutan di usaha budi daya jamur tiram, membuat saya berpikir lagi jauh ke belakangan, apa yang salah? kemudian dengan melihat trend yang berkembang dikalangan teman yang banyak memulai usaha dari online. sepertinya saya perlu memulai usaha secara online.
Tapi, pengetahuan saya minim sekali, yang saya tahu hanya memanfaatkan akun pribadi di facebook untuk mulai meng-upload foto-foto produk yang saya jual. Selebihnya saya tidak tahu. Waktu itu ada istilah optimasi akun facebook agar lebih tertarget hingga membuat web toko online. Market place belum begitu marak, walau dah banyak juga yang jualan di kaskus dan sejenisnya. Dan saat ini market place sudah memainkan peranan yang sangat signifikan.
Alamat Toko Online kami : refillmadu.com
Alamat Toko Offline kami : Galeri RefillMadu
Inilah Persamaan Toko Offline dan Toko Online
Kalau bicara persamaan, ternyata banyak persamaannya. Apa saja persamaannya?
Pertama, dari sisi pengelolaan sebenarnya tidak jauh berbeda. Hanya beda di media yang digunakan untuk merketing/ penjualan. Proses operasional, apalagi saat sudah mulai berkembang, dapat dipastikan akan sama saja. Ada karyawan, ada sistem gudang, ada frontliner (CS), ada tempat dan lain lain. Di awal awal mungkin perbedaannya terlihat, karena proses bisnis yang awal yaitu penjualan menggunakan media yang berbeda. Saat mulai tumbuh akan terlihat sama saja.
Kedua, Jika kita ingin meningkatkan laba usaha, maka langkah-langkahnya sama. Kawan – kawan tau langkah – langkahnya?
gambar di bawah ini dapat menjadi gambaran.
Poin pertamanya adalah meningkatkan traffic yang tidak sekedar melihat, tapi juga singgah (leads)
Poin kedua, bagaimana upaya kita mengubah leads (yang singgah) untuk mulai membeli (jadi konsumen/ pelanggan).
Poin ketiga, bagaimana kita meningkatkan jumlah transaksi masing masing pelanggan per bulan, semisal sebulan beli 1 kali, bagaimana kita meningkatkan mereka untuk membeli 2 kali sebulan.
Poin keempat, bagaimana selain rutin, pelanggan juga membeli lebih banyak. Awalnya hanya 100ribu sekali transaksi, bagaimana mereka membeli 200ribu per transaksi. hehe
Pada babak selanjutnya, Omzet akan meningkat dan jika margin telah kita ketahui, maka profit akan terhitung.
Jadi, jika ingin meningkatkan profit, tinggal tingkatkan nilai disetiap langkah. Maka total profit akan meningkat dengan sendirinya.
Nah, dalam kasus toko offline dan online, proses peningkatan profit akan dapat melakukan langkah yang sama. Tinggal bagaimana meningkatkan leads > pelanggan > frekuensi transaksi > nilai per transaksi dan terakhir meningkatkan % margin.
Untuk meningkatkan % Margin, kita dapat melakukan 2 hal, pertama meningkatkan harga jual, kedua mengurangi biaya-biaya.
Baca juga : Cara menghitung laba bersih usaha
Untuk meningkatkan leads, baik toko offline maupun online membutuhkan LOKASI yang bagus. Jika secara online, kita harus muncul di halaman pertama media yang kita jadikan target, seperti Facebook, Mesin pencari Google, halaman utama marketplace dan lain lain. Begitupun dengan toko offline, lokasi bagus adalah lokasi yang banyak dilalui atau banyak berkerumunnya target pasar. Intinya saat target pasar “lewat” yang terlihat adalah toko kita.
Kesimpulannya
Walau banyak perbedaan, plus dan minus, masih banyak persamaan toko offline dan toko online. Persamaan ini terlihat dari sisi pengelolaan bisnis berbasis offline dan online, proses bisnis sama, perbedaan mendasar ada pada media yang digunakan sebagai media pemasaran. Selanjutnya saat bicara pengelolaan dan proses peningkatan laba usaha, keduanya akan melalui proses yang sama.
Terakhir, saya teringat pernyataan beberapa guru bisnis online :
Jadi, walau kita sudah terkenal di langit (dunia maya) kita harus tetap membumi (secara offline)
Semoga bermanfaat
BK
Be First to Comment